Fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan merupakan penghasil oksigen utama di bumi, jadi jangan heran jika tumbuhan dikatakan sebagai paru-paru bumi. Sepatutnya kita bersyukur atas Yang Kuasa karena telah memberikan tumbuhan kemampuan untuk berfotosintesis. Bayangkan saya jika tidak ada tumbuhan atau tumbuhan tidak memiliki kemampuan fotosintesis. Kehidupan akan sulit berlangsung apalagi banyaknya polusi dan pencemaran udara saat ini.
Fotosintesis hanya terdapat tumbuhan yang memiliki klorofil atau zat hijau daun, karena salah satu bahan atau media untuk tumbuhan berfotosintesis adalah memiliki klorofil. Proses fotosintesis pada tumbuhan berlangsung reaksi kimia yang mengubah karbon dioksida menjadi oksigen. Untuk mengkaji lebih banyak mengenai fotosintesis berikut penjelasannya
ads
Fotosintesis hanya terdapat tumbuhan yang memiliki klorofil atau zat hijau daun, karena salah satu bahan atau media untuk tumbuhan berfotosintesis adalah memiliki klorofil. Proses fotosintesis pada tumbuhan berlangsung reaksi kimia yang mengubah karbon dioksida menjadi oksigen. Untuk mengkaji lebih banyak mengenai fotosintesis berikut penjelasannya
ads
Menjelaskan Pengertian dan Proses Fotosintesis Tumbuhan
Pengertian dan Proses Fotosintesis Tumbuhan |
Pengertian Fotosintesis
Pengertian fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil yang memanfaatkan cahaya dan karbon dioksida. Fotosintesis hanya berlangsung pada makhluk hidup autotrop atau dapat membuat makanannya sendiri. Berarti yang termasuk adalah tumbuhan hijau dan alga hijau, intinya mereka mengandung klorofil untuk keperluan fotosintesis.
Sejarah Fotosintesis
Pada awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, seorang Flandria (sekarang bagian dari Belgia), melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu ke waktu. Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah hanya karena pemberian air. Tapi pada tahun 1720, ahli botani Inggris, Stephen Hales membuat hipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air yang berperan. Ia berpendapat faktor itu adalah udara.
Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta, menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan.
Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen Priestley. Ia menemukan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak". Akhirnya di tahun 1796, Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa udara yang “dipulihkan” dan “merusak” itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh tumbuhan dalam fotosintesis.
Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure berhasil menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan percobaan-percobaan "pemulihan" udara. Ia menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon dioksida, tetapi juga oleh pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya para ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang menghasilkan makanan (seperti glukosa).
Proses Fotosintesis Tumbuhan
Untuk melakukan proses fotosintesis tumbuhan memerlukan air, karbon dioksida, dan bantuan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Fotosintesis ini terjadi dalam kloroplas yang mengandung klorofil pada bagian daun tumbuhan. Klorofil yang akan menyerap cahaya yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis. Adapun reaksi yang terjadi yaitu
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler adalah kebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbondioksida, air, dan energi kimia.
Faktor yang memengaruhi kecepatan proses fotosintesis.
Cahaya
Komponen-komponen cahaya yang mempengaruhi kecepatan laju fotosintesis adalah intensitas, kualitas dan lama penyinaran. Intensitas adalah banyaknya cahaya matahari yang diterima sedangkan kualitas adalah panjang gelombang cahaya yang efektif untuk terjadinya fotosintesis.
Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu maksimalnya. Umumnya laju fotosintesis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
Sekianlah spekulasi hari ini mengenai pengertian dan proses fotosintesis, tetaplah rawat dan pelihara tumbuhan sebagai paru-paru bumi agar tetap mampu untuk memenuhi kebutuhan oksigen di bumi. Semoga membantu.