Materi Tentang Perkembangan Teori Evolusi

Materi Tentang Perkembangan Teori Evolusi

A.    Pengertian Evolusi
Evolusi adalah perkembangan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks menuju kesempurnaan secara bertahap dan memakan waktu yang lama. Evolusi mempunyai arti suatu proses perubahan atau perkembangan secara bertahap dan perlahan-lahan. Perubahan yang terjadi menuju ke arah semakin kompleksnya struktur dan fungsi makhluk hidup dan semakin banyak ragam jenis yang ada. Definisi lain tentang evolusi  adalah proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit, memakan waktu lama, dan menghasilkan perkembangan spesies baru. Evolusi juga dapat diartikan sebagai suatu perubahan secara bertahap dalam waktu yang lama akibat seleksi alam terhadap variasi gen dalam suatu individu hingga menghasilkan perkembangan spesies baru.
Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi moderm, evolusi berarti perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi. Akumulasi perubahan gen ini menyebabkan terjadinya perubahan pada mahluk hidup. Evolusi menjelaskan sejarah mahluk hidup seperti : manusia, hewan, tumbuhan, fungi , mikroba.

 Perkembangan Teori Evolusi


B.     Teori-teori Evolusi
Kini evolusi bisa dikatakan telah menjadi teori sentral dalam biologi modern (Hendriani, 2008).Seperti  yang dikatakan dalam Farber (2003) tentang apa yang diucapkan Dobzansky (1973), sebagian ahli biologi akan mengatakan bahwa “The Theory of evolution is central organizing theory of the life sciences”. Teori evolusi merupakan pusat teori di dalam kehidupan alam.
Teori Evolusi mempelajari perubahan yang berangsur angsur menuju arah yang sesuai dengan masa dan tempat. Teori evolusi mempelajari proses perubahan yang terjadi pada makhluk hidup. Selain itu juga, teori evolusi juga mengalami evolusi atau perubahan sesuai dengan perubahan jaman dan perkembangan teknologi.
Perkembangan teori evolusi tidak lepas dari perkembangan bidang-bidang ilmu yang lain terkait dengan genetika, biokimia, biologi molekuler, fisiologi dan lain-lain. Teori evolusi berkembang sejalan dengan perubahan zaman dalam arus globalisasi.Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka teori evolusi mengalami perkembangan.Adapaun perkembangan teori evolusi terbagi menjadi teori evolusi sebelum Darwin dan teori evolusi setelah Darwin.

a)      Teori Evolusi sebelum Darwin
Teori evolusi yang dikemukakan para ahli sebelum munculnya teori evolusi Darwin adalah teori kreasionisme, teori katastropisme, teori gradualisme, teori uniformitarianisme, dan Lamarck atau Teori Perolehan yang Terwariskan Secara Genetik.

1.      Teori Kreasionisme
Teori kreasionisme merupakan teori tentang penciptaan yang terjadi dalam sekali waktu kehidupan sekaligus lengkap, kemudian selesai dan tidak ada lagi evolusi atau perubahan. Paham ini dianut berdasar pada keyakinan agama, juga berdasarkan keterangan Aristoteles. Teori kreasionisme dianggap tidak valid karena kenyataannya banyak spesies yang hidupnya tidak sekaligus ada pada satu zaman.Misalnya masa hidup dinosaurus tidak bersamaan dengan masa hidup manusia.
2.      Teori Katastropisme
Teori katastropisme merupakan paham tentang keanekaragaman makhluk hidup dihasilkan oleh nenek moyang yang umum, dan muncul atau punahnya makhluk hidup disebabkan oleh adanya bencana alam. Teori ini diperkenalkan oleh George Cuvier (1769 – 1832 ), seorang ahli Paleontologi atau ilmu fosil. Alasan Cuvier adalah karena ia mengamati setiap sedimen batuan kuno yang ia temukan mengandung beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang berbeda. Karena itu, ia berpikir bahwa setiap sedimen mewakili tiap masa atau waktu evolusi. Tiap sedimen yang mengandung jenis-jenis organisme yang berbeda tersebut mewakili zaman dimana organisme hidup dan mati karena bencana.
3.      Teori Gradualisme
Teori gradualisme dikemukakan oleh ahli Geologi Swedia bernama James Hutton ( 1726 – 1797). Paham tersebut menyatakan bahwa perubahan geologis berlangsung pelan-pelan tetapi pasti.Tetapi teori gradualisme ini tidak mampu dijelaskan dengan mekanisme yang meyakinkan.
4.      Teori Uniformitarianisme
Teori uniformitarianisme dinyatakan oleh Charles Lyell ( 1797 – 1875 ). Paham ini menyatakan bahwa proses-proses geologis ternyata menuruti pola yang seragam, sehingga kecepatan dan pengaruh perubahan selalu seimbang dalam kurun waktu.Misalnya, terbentuknya gunung selalu diimbangi dengan erosi gunung.Teori uniformitarianisme memang menjelaskan kejadian evolusi geologis, tetapi dapat menjelaskan kejadian terbentuknya spesies.
5.      Teori Lamarck
Teori Lamarck juga disebut dengan teori perolehan yang terwariskan secara genetik.Awal abad ke-19, Lamarck memperkenalkan bahwa sifat fenotip perolehan lingkungan dapat diwariskan secara genetik. Bagian dari tubuh yang tidak digunakan akan mengalami retardasi atau tidak bergkembang, bagian atau alat tubuh yang digunakan akan mengalami perkembangan lebih kuat dan lebih besar. Ia menerangkan bahwa nenek moyang jerapah berleher pendek, tetapi karena terus menerus leher dijulurkan ke atas untuk menggapai makanan, leher jerapah menjadi panjang. Jadi, menurut Lamarck evolusi disebabkan oleh pewarisan sifat genetik yang diperoleh dari lingkungannya.Teori Lamarck mengandung kesalahan yang dapat dibuktikan melalui percobaan.Yang paling sederhana adalah percobaan Weissman yang menunjukkan bahwa tikus yang ekornya dipotong di laboratorium tidak mewariskan pengalaman tanpa ekornya itu pada keturunannya.
Teori Lamarck, oleh para ahli sejarah disebut: adaptasi-transformasi. Teori Lamarck dikenal dengan paham “use and disuse” dari buku ‘Philosophie Zoologique’, diterbitkan pada tahun 1809. Kelebihan teori Lamarck.
  • Mengemukakan ide dasar bahwa ada hubungan evolusi dengan lingkungan.
  • Merupakan orang pertama yang mengemukakan teori evolusi organik.
  • Orang pertama yang mengarahkan perhatian manusia tentang hubungan genotipe dengan lingkungan.
Kelemahan teori Lamarck, tidak dapat menemukan bukti empiris yang mendukung hukum ‘use and disuse’.
Pendapat Weismann ini adalah menentang pendapat Lamarck, Weismann menyatakan bahwa perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak diwariskan. Untuk membuktikan pendapatnya tersebut, Weismann melakukan percobaan sebagai berikut: mengawinkan 2 ekor tikus yang masing-masing dipotong ekornya. Ternyata anak-anaknya tetap berekor.Anak-anak tikus itu setelah dewasa dipotong ekornya dan dikawinkan sesamanaya, ternyata anak-anaknya tetap berekor. Percobaan tersebut dilaksanakan 21 kali, ternyata hasilnya tetap (Amin, 2009)
Dari percobaan yang dilakukan tersebut maka akhirnya Weismann menarik kesimpulan seperti berikut:
1) Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak diwariskan kepada generasi berikutnya
2) Evolusi merupakan masalah genetika, artinya evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.

b)      Teori Evolusi Pada Masa Darwin
Perkembangan Teori Evolusi Darwin

1.      Sejarah Singkat Charles Darwin (1809 – 1882)
1831-1836: Perjalanan laut dengan kapal Beagle.
1844: Draft buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” telah selesai.
1858: Afred Russel Wallace mengirim manuscript kepada J. Hooker anggota Royal Society, berisi tentang perluasan ide dari Malthus. Makalah bersama oleh Darwin dan Wallace di forum Society.
1859: Publikasi buku “ On The Origin of Species by Means of Natural Selection”
1860: Perdebatan antara Huxley dan Wilbeforce tanpa kehadiran Darwin
Darwin menghabiskan sisa masa hidupnya untuk penelitian dan publikasi buku “Descen of Man” (1871) dan “The Expression of Emotion in Man and Animals” (1871).
Buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” yang diterbitkan tahun 1959 ini, menurut indeks sitasi merupakan buku yang paling banyak diacu oleh penulis lain (selain kitab suci) selama ini.

2. Perkembangan Teori Evolusi

Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara lain:
Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.
Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.
Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan.Hal ini menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup.Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.
Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826), Freke (1851), dan Rafinisque (1836).
Tahun 1858 Darwin mempublikasikan The Origin yang memuat 2 teori utama yaitu:
1.   Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau.
2.   Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi alam adalah “process of preserving in nature favorable variations and ultimately eliminating those that are ‘injurious’”.

Secara umum, tanggapan ahli lain terhadap teori Darwin adalah:
  • Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan (Universal Creation).
  • Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain , Yoseph Hooker dan Thomas Henry Huxley (1825-1895).
  • Mendapat kritik dan pengkayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher (1930), Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).
Dengan berbagai perkembangan dalam perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi satu-satunya agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan faktor-faktor penyebab lain yaitu: mutasi, aliran gen, dan genetic drift. Oleh karenanya teori evolusi yang sekarang kita seirng disebut Neo-Darwinian atau Modern Systhesis.

Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya:
  • Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
  • Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
  • Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
  • Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
  • Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.

3.      Implikasi Teori Evolusi Darwin
1.      Asal Usul Spesies
Teori utama Darwin bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup diturunkan dari nenek moyang umum yang sama. Seperti yang juga diperkirakan oleh Darwin. Teorinya akan ditentang banyak pihak. Para penentang teori ini dikategorikan dalam tiga kelompok utama:
  • Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup “ilmiah”.
  • Kelompok “Creationist” yang berpendapat bahwa masing-masing spesies diciptakan khusus oleh yang Maha Kuasa untuk tujuan tertentu.
  • Kelompok penganut filsafat “idealist” yang berpendapat bahwa spesies tidak berubah. Variasi yang ada merupakan tiruan tidak sempurna dari pola umum “archetypes”.Goethe mengabstaksikan satu archetype atau Urbild untuk semua tanaman (Urplanze) dan beberapa Bauplane untuk hewan.
Untuk para penentangnya dari dua kelompok pertama di atas Darwin cukup menandaskan bahwa keajaiban-keajaiban atau intervensi dari kekauatan supranatural dalam pembentukan spesies adalah tidak ilmiah. Dalam menanggapi kelompok Idealist (seperti Owen dan Lois Agassiz) Darwin mampu menangkis dengan baik. Pada Origin edisi pertama, Darwin (1959) di halaman 435, menyimpulkan bahwa penjelasan Owen pada masalah archetype adalah “interesting” dan “unity of type”nya merupakan “hukum” biologi yang penting. Kemudian setelah Owen lebih keras lagi menentang teorinya. Darwin pada edisi berikutnya menambahkan “…tetapi itu bukan penjelasan ilmiah”. Menurut Darwin penjelasan tentang “homologi” dan “unity of types” terkait dengan nenek moyang adalah ilmiah, sementara penjelasan terkait dengan archetype tidak ilmiah. Oleh karena Darwin memandang masalah ini sebagai proses, sementara konsep archetype adalam timeless. Secara umum Darwin adalam penganut paham Materialisme.

2.      Seleksi Alam
Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan sumber daya khususnya bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan bagian kecil, dari keturunannya bertahan hidup: sementara besar lainnya tereliminasi.

Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo Darwinian. Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang menyebabkan pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau allele gen dan kompleks gen dari generasi ke generasi berikutnya.

Anggota populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior) berpeluang lebih besar untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah individu keturunan yang superior akan bertambah sementara jumlah individu inferior akan berkurang dari satu generasi ke generasi lainnya. Seleksi alampun juga masih bekerja, sekalipun jika semua keturunan dapat bertahan hidup dalam beberapa generasi.Contohnya adalah pada jenis fauna yang memiliki beberapa generasi dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya yang lain tidak terbatas selama suatu musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur dengan tidak ada kematian di antara keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak terjadi, karena anggota populasi dengan genotype yang berbeda memproduksi keturunan dalam jumlah yang berbeda atau berkembang mencapai matang seksual pada kecepatan yang berbeda. Musim yang lain kemungkinan mengurangi jumlah individu secara drastic tanpa pilih-pilih. Jadi pertumbuhan eksponensial dan seleksi kemungkinan akan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya. Pebedaan fekunditas, sesungguhnya juga merupakan agent penyeleksi yang kuat karena menentukan perbedaan jumlah individu yang dapat bertahan hidup atau dan jumlah individu yang akan mati, yang ditunjukkan dalam angka kematian (Dobzhansky, 1970).

Darwin telah menerim, namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert Spencer “survival of the fittest in the struggle for life” sebagai altenatif untuk menerangkan proses seleksi alam, namun saat ini slogan itu nampaknya dipandang tidak sepenuhnya tepat. Tidak hanya individu atau jenis yang terkuat tetapi mereka yang lumayan pas dengan lingkungan dapat bertahan hidup dan bereproduksi.Dalam kondisi seleksi yang lunak atau halus semua individu atau jenis pembawa genotype yang bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika populasi berkurang. Individu yang fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat bertoleransi dengan lingkungan) tidak harus mereka yang paling kuat, paling agresif atau paling bertenaga, melainkan mereka yang mampu bereproduksi menghasilkan keturunan dengan jumlah terbanyak yang viable dan fertile.

Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang di masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan hilangnya suatu varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi alam bekerja efektif hanya bila populasi berisi dua atau lebih genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan tetap bertahan atau ada yang tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan, breeder akan memilih varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk untuk generasi yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber materi dasar atau bahan mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic pada varian-varian yang akan obyek seleksi oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan setelah T.H Morgan dan kawan-kawan meneliti mutasi pada lalat buah Drosophilia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mutasi menyuplai bahan mentah genetic yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman genetic dimana nantinya seleksi alam bekerja (Dobzhansky, 1970).

Implikasi dari teori evolusi melalui ala mini sangat luas, tidak hanya mencakup bidang filsafat namun juga social-ekonomi dan 
  • Penggantian cara pandang bahwa dunia tidak statis melainkan berevolusi.
  • Paham creationisme berkurang pengaruhn 
  • Penolakan terhadap teleology kosmis.
·     Penjelasan “desain” di dunia oleh proses materialistic seleksi alam, proses yang mencakup interaksi antara variasi yang tidak beraturan dan reproduksi yang sukses bersifat oportunistik yang sepenuhnya jauh dari dogma agama.
·      Penggatian pola pikir Essensialisme oleh pola pikir populasi.
·   Memberikan inspirasi yang disalahgunakan untuk tujuan yang tidak baik seperti gerakan Nazi di Jerman, Musolini di Italia, kebijakan “eugenic” di Singapura di masa Lee Kuan Yu dan berkembangnya ekonomi liberal yang dikemas dengan label Social-Darwinian.

c)      Teori Evolusi Setelah Darwin
Masa ini sering dikatakan sebagai neo-Darwinisme.  Para ahli menemukan bahwa ilmu genetika sangat perlu untuk menjelaskan proses evolusi. Selain itu semua sifat yang dimiliki oleh suatu organisme dapat digunakan untuk menunjang teori evolusi. Pelopor penelitian dalam bidang genetika, yakni J. G. Mendel mengemukakan teori genetika yang menyangkut adanya sejumlah sifat yang dikode oleh satu macam gen. Teori genetika dapat menjelaskan darimana keanekaragaman pada makhluk hidup.
Dengan berbagai perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika maka kemudian teori evolusi Darwin diperkaya. Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (neo-Darwinian) terjadi kareana adanya :
  • Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
  • Perubahan da genotipe yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
  • Produksi varian baru melalui pada materi genetik yang diturunkan (DNA//RNA).
  • Kompetisi antara individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
  • Generasi berikutnya mewarisi”kombinasi gen yang sukses” dari individu fertil (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.

Setelaha neo-Darwinisme diikuti masa evolusi modern.Teori evolusi modern berpandangan bahwa sifat-sifat benda hidup berubah dengan bertambahnya waktu dan perubahan ini diarahkan oleh seleksi alam. Perubahan pada individu sepanjang hidupnya menyangkut suatu populasi dalam beberapa generasi. Suatu individu tidak dapat dikatakan mengalami evolusi, tetapi populasilah yang mengalami hal tersebut.
Perubahan yang diperoleh individu adalah perubahan dalam ekspresi dari potensi pertumbuhan yang dikandung gen yang dibawa. Di dalam populasi baik komposisi maupun ekspresi dari potensi pertumbuhan dapat mengalami pertumbuhan. Perubahan komposisi genetis inilah yang disebut evolusi. Di alam terdapat dua faktor yang bekerja secara harmonis yaitu factor penyebab keanekaragaman dan faktor yang bekerja untuk mempertahankan keutuhan suatu jenis.
Pada masa ini, para ahli tidak hanya bekerja dengan data morfologi, anatomi, dan penurunan genetika dalam mempelajari evolusi, tetapi, para ahli pada masa ini menggunakan pendekatan molekuler, dan fisiologis. Dengan demikian dapat ditentukan bahwa suatu organisme berkerabat dekat atau jauh terhadap organisme lainnya dari perbedaan dalam semua aspek yang mungkin dipelajari.

Demikian materi tentang Perkembangan Teori Darwin yang bisa saya share kepada rekan-rekan yang memerlukan dan terimakasih atas kunjungannya.


Sumber : http://nitanegara.blogspot.co.id/


LihatTutupKomentar