Apa itu Konteks ?

Apa itu Konteks ?
Mengenal Tentang Konteks


Konteks 
Teks selalu berada di lingkungannya atau konteksnya. Ada dua macam konteks, yaitu konteks situasi dan konteks kultural. Konteks kultural merupakan sistem nilai dan norma yang merepresentasikan suatu kepercayaan di dalam suatu kebudayaan.

Sistem nilai itu termasuk apa saja yang dipercaya benar dan salah, baik dan buruk, termasuk di dalamnya ideologi, yang mengatur keteraturan sosial yang berlaku umum dalam suatu kebudayaan (Philips dalam Bhatt, 2002). Di pihak lain, norma merupakan realisasi sistem nilai di dalam bentuk aturan yang mengawal proses sosial, apa yang harus dan tidak harus, boleh dan tidak boleh dikerjakan anggota masyarakatnya di dalam melakukan suatu proses sosial.

Konteks situasi merupakan lingkungan langsung yang berada di dalam teks. Menurut Halliday (1985a; 1994; Halliday & Hasan, 1985; Martin, 1992), konteks situasi terdiri atas tiga aspek: medan (field), pelibat (tenor), dan sarana (mode), yang bekerja secara simultan membentuk suatu konfigurasi kontekstual atau konfigurasi makna. 

Konfigurasi kontekstual ini menentukan ekspresi (bentuk) dan makna kebahasaan (register) yang digunakan untuk merealisasikan proses sosial. Medan (field) merujuk pada suatu kejadian dengan lingkungannya, yang sering diekspresikan dengan apa yang terjadi, kapan, di mana, dan bagaimana terjadinya. Pelibat (tenor) merupakan tipe partisipan yang terlibat di dalam kejadian tersebut, status dan peran sosial yang dilakukan oleh partisipan tersebut. Akhirnya, sarana (mode) meliputi dua subaspek. 

Pertama, saluran (channel) merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan kejadian tersebut. Saluran ini meliputi aspek gaya bahasa yang digunakan untuk merealisasikan kejadian tersebut (lisan atau tulis). Di samping itu, sarana juga meliputi aspek medium yang digunakan untuk menyalurkan proses sosial tersebut. Medium ini bisa berupa medium lisan atau tulis, medium audio, visual, atau audio-visual.

Pengertian konteks situasi ini sering diperdebatkan apakah sebetulnya konteks ini bersifat dinamis atau sinoptis atau statis. Model dinamik konteks situasi menunjukkan bahwa konfigurasi kontekstual atau konfigurasi makna dapat berubah secara dinamis sepanjang teks. Sejumlah ahli memanfaatkan model ini ketika menganalisis teks lisan, seperti dalam percakapan, seminar, atau debat. 

Di dalam teks seperti itu, aspek medan, pelibat, dan sarananya dapat berubah sepanjang teks menuju tujuan yang dicapai (O’Donnell, 1999). Model sinoptik atau statik mempunyai konfigurasi kontekstual yang lebih mapan pada sepanjang teks. Oleh karena itu, model ini sering digunakan di dalam menganalisis teks tulis, seperti editorial dan berita yang mempunyai konfigurasi kontekstualyang relatif lebih mapan jika dibanding dengan teks lisan.
LihatTutupKomentar