Penyebab Siswa Gagal SNMPTN

Penyebab Siswa Gagal SNMPTN - Belakangan ini muncul petisi 'Selamatkan Angkatan 2016 dari Kesalahan System SNMPTN' lewat page Change.org. Para supporter petisi itu menyatakan, tidak sedikit peserta didik yg sebenarnya pantas mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi negara(SNMPTN), tapi tidak dikasih peluang sebab system yg diberlakukan oleh panitia seleksi. 


Penyebab Siswa Gagal SNMPTN


Menyikapi petisi tersebut, Ketua Umum SNMPTN 2016, Rochmat Wahab mengungkapkan, butuh ditelusuri penyebab peserta didik tidak sukses jadi peserta SNMPTN. Menurut ia, kesalahan mampu berlangsung baik dari sekolah ataupun peserta didik. 

"Dugaannya sekolah-sekolah tersebut tak mengikuti rambu saat jalankan pengisian data sehingga terjadi kesalahan kolektif yg menyebabkan peserta didik tidak dapat ikut SNMPTN 2016," ujarnya dihubungi Okezone. 

Sbg panitia seleksi, pihaknya hanya bertugas menerima data yg masuk. Tapi, urusan penyeleksian diserahkan terhadap system yg telah disesuaikan, baik buat kurikulum KTSP 2006 serta kurikulum 2013. 


Baca Juga : Daya Tampung IPB SNMPTN 2016

"Sekolah yg punya kelas akselerasi sekian banyak ada yg memangkas jam pelajaran atau SKS. Itu tak diperkenankan. Silahkan saja mau lulus cepat, tetapi aturan jumlah jam & SKS mesti sama. Buktinya peserta didik akselerasi lainnya juga tak masalah. Itu karena mereka mematuhi rambu yg diberikan," paparnya. 

Rektor Kampus Negara Yogyakarta (UNY) itu menjelaskan, bahkan terdapat sekolah yg dengan cara terbuka mengaku lupa memasukkan dua mata pelajaran diwaktu isi PDSS. Atas keteledoran tersebut, Rochmat tak ingin memberikan peluang lagi dikarenakan batas kala pengisisan PDSS telah ditutup sejak 21 Pebruari 2016 dulu. 

"SMA 78 contohnya, yg mengeluarkan surat terbuka lupa isikan dua mata pelajaran terang tidak dapat disusulkan. Tidak saya beri kesempatan karena sudah terproses," ucapnya. 

Terkecuali itu, kesalahan fatal yang lain yg dilakukan sekolah ialah salah isikan akreditasi. Dalam aturan SNMPTN 2016, sekolah akreditasi A mempunyai kuota 75 prosen, akreditasi B 50 prosen, akreditasi C 20 prosen, & akreditasi yang lain 10 prosen. 

"Sedangkan seandainya akreditasinya kadaluarsa lebih dari satu th sehingga akreditasi diturunkan satu tingkat. Nah, waktu ini jikalau ada yg salah isikan akreditasi pasti bakal mempengaruhi kuota peserta didik yg patut dari sekolah tersebut," terangnya. 

Sebelum pembukaan SNMPTN 2016, panitia sudah lakukan sosialisasi ke seluruhnya SMA sederajat di Tanah Air. Rochmat melanjutkan, sosialisasi terjadi bersama baik, bahkan hingga di tingkat Instansi daerah. 
"Tinggal dengan cara apa respons sekolahnya, ingin memperhatikan rambu-rambu atau tidak. Selanjutnya masalah pengisian PDSS tempo hari tidak sedikit yg baru isikan dipekan terakhir. Itu mau system sebaik apapun apbila semuanya bersamaan tentu bermasalah. Hasilnya ada 17.578 sekolah yg tercatat & jumlah peserta yg patut list ada 1.382.849 peserta didik," tutupnya.
LihatTutupKomentar